Modernisasi dan Westernisasi itu beda !!

Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur. (wiki). Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan urutan ke-111 (wiki) dari 120 negara. Saya sangat bangga sebagai warga indonesia karena semakin lama indonesia semakin berkembang. 5 tahun yang lalu masyarakat masih merasa asing dan "wah" dengan internet, cctv, laptop, komputer, robot, tablet, smartphone, dan lain sebagainya tapi sekarang semua itu seolah menjadi sebuah kebutuhan bagi hampir semua individu maupun instansi.

Modernisasi baik secara langsung maupun tidak telah merubah pola pikir masyarakat yang dulunya "kolot" menjadi modern. Penyebaran informasi pun seolah tak terbendung baik dari media tv,radio dan internet pada khususnya. Dengan atau tanpa kita sadari modernisasi menuntut kita untuk selalu berfikir modern, kreativ dan inovatis. Informasi-informasi dari barat (negara maju) masuk dengan muda di Indonesia yang pada akhirnya memabawa efek "Westernisasi".



Westernisasi adalah suatu perbuatan / tingkah laku seseorang yang mulai hilang jati nasionalismenya (jati diri), yang meniru / melakukan aktivitas kebarat-baratan (budaya bangsa lain). Dulu, 5 tahun yang lalu (di Indonesia) seorang yang perempuan yang memakai rok pendek / celana pendek (di atas lutut) adalah sebuah hal yang "tabuh", tapi saat ini hal seperti itu seolah sebuah hal yang dianggap (kebanyakan orang) "lumrah" (wajar / biasa). Dulu, 5 tahun yang lalu (di Indonesia) orang berpacaran dengan mengumbar kemesraan di depan umum entah itu pelukan,ciuman atau bahkan lebih dari itu adalah sebuah hal yang memalukan jika dilihat orang banyak, tapi saat ini hal seperti itu dianggap hal yang "lumrah" untuk dipandang dan dilakukan.

Dulu cara perpakaian masyarakat Indonesia sangat sopan dan santun, tapi saat ini berbagai macam style pakaian digunakan masyarakat bahkan seorang wanita yang menggunakan tanktop (tengtop) saat keluar rumah dianggap sebuah style padahal hal seperti itu sangat lah tabuh pada 5 tahun yang lalu. Seorang pria berpakaian wanita (mirip wanita) itu pun juga dianggap sebagai style dalam kehidupan padahal hal seperti itu adalah hal yang memalukan ketika ayah saya muda. Ini adalah akibat ketika masyarakat tak bisa memahami akan Westernisasi yang melanda bangsa Indonesia ini.

Ketika masyarakat tak bisa memahami akan sebuah modernisasi, maka dapat dipastikan westernisasi akan mudah dilakukan baik secara sadar ataupun tidak. Westernisasi seolah dianggap bagian dari modernisasi yang berkembang. Perlu diingat bahwa Modernisasi dan Westernisasi itu berbeda meskipun keduanya saling terkait. Kita adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai jati diri sopan dan santun, berbudi, mengedepankan sebuah norma budaya yang sudah dibangun oleh para pendahulu kita. Seharusnya kita menjaga budaya bangsa Indonesia yang mempunyai jati diri yang luhur yang tidak dipunyai oleh bangsa-bangsa lain. Kita harus berfikir (pola pikir) modern dan berbudaya dengan begitu kita akan menjadi bangsa Indonesia yang Modern dan Berbudaya Indonesia.

ndamar kanginan (sebuah filosofi)

Mripate ndamar kanginan. Mripat , adalah mata, ndamar berasal dari tembung damar , yaitu lampu minyak dengan sumbu. Tembung damar mendapat ater-ater n-, menjadi ndamar , yang bermakna seperti damar. nDamar kanginan maksudnya nyala api lampu minyak yang bergerak-gerak karena terhembus angin. Panyandran (perumpamaan) ini menggambarkan mata pemiliknya yang bercahaya.

Mata adalah sebuah lorong untuk melihat sisi luar dari sebuah ruang ketidak tahuan. Mata tak selalu melihat akan sebuah hal secara objektif, tapi mata pun bisa melihat (mendengar) suara, melihat (mencium) udara/bau, melihat (merasakan) sebuah unsur sosial dan lain sebagainya. Dengan mata seorang mengenal suatu hal yang belum perna diketahui yang pada akhirnya dengan atau tanpa sengaja membuat sebuah keputusan bahwa hal itu salah atau benar, pantas atau tidak, bagus atau jelek dan sebagainya. Tak sekedar mata (bola mata) saja yang melihat tapi unsur berfikir dengan logika ataupun emosi dan wawasan sebuah 'mata' (pengetahuan) turut membuat keputusan atas sebuah hal yang dilihat mata.

Sebuah esensi dari sebuah 'mata melihat' yang dengan atau tanpa kita sadari yang kita lakukan setiap detik waktu yang terkadang tak kita rasakan. Masing-masing orang mempunyai mata untuk bermimpi akan suatu tujuan yang mungkin tak satu setan pun tau. Yang bermuara pada akhir dari sebuah perjalanan hidup yang beretika, bermoral serta bersahaja.

Sering dibaca