[ndamar] - Baru saja pengumuman hasil ujian
terbesar di Indonesia yang diadakan dinas pendidikan nasional disiarkan, ujian nasional tingkat SD, SMP dan
SMA. Ujian masuk Universitas tinggi pun sudah dibuka dengan banyaknya seleksi masuk. Kita ketahui bersama nilai standar kelulusan pada tahun 2013
masih dirasa sangat berat dengan variasi soal yang berbeda-beda ( 20
variasi) meski nilai standar kelulusan masih sama dengan tahun lalu
yakni 5,5.
Kita semua mengetahui bahwa untuk
meraih kelulusan tidaklah mudah, butuh sebuah perjuangan besar dalam
proses belajar untuk menghadapi ujian nasional. Bahkan untuk masih
perguruan tinggi harus melalui proses seleksi yang cukup ketat.
Dengan atau tanpa kita sadari bahwa mutu pendidikan kita saat ini
'dipaksa' menjadi baik untuk menghasilkan SDM yang mampu menjadi
penerus serta generasi bangsa Indonesia.
Tapi dengan melihat angka kehajatan
yang telah terjadi akhir-akhir ini sunggu membuat saya berfikir bahwa
ada yang salah dengan pendidikan saat ini. Kita baca saja berita yang
masih hangat ditelinga kita yakni kasus kejahatan di surabaya, siswa
smp yang menjadi mucikari yang menjual temannya sendiri. Kemudian
kasus pencabulan di depok, pencabulan seorang guru dengan korban 15
orang. Di Nganjuk seorang guru mencabuli 25 muridnya dan yang mungkin
sedikit terlupa adalah pembunuhan mahasiswa IAIN oleh temannya
sendiri dengan sebab percintaan.
Mereka-mereka yang berpendidikan justru
sangat banyak menjadi pelaku kejahatan. Seorang guru yang seharusnya
'digugu dan ditiru' menjadi pelaku pencabulan, seorang mahasiswa yang
seharusnya menjadi generasi harapan bangsa seolah tidak dapat
berfikir logis dengan membunuh kawannya sendiri. Siswa SMP yang
seharusnya sibuk dengan buku-bukunya, malah menjadi pebisnis 'lendir'
kotor.
Berbagai macam model pembelajaran yang
digunakan oleh lembaga pendidikan menjanjikan sebuah hasil output
yang sangat baik, menghasilkan lulusan/SDM yang mampu menjadi
generasi penerus bangsa untuk kemajuan bangsa. Saya ibaratkan sebauh
perusahaan/pabrik dalam menghasilkan sebuah produk pasti setuju
dengan konsep 'dengan input/bahan yang baik maka akan menghasilkan
output/hasil yang baik pula'.
Pertanyaannya adalah model pembelajaran
yang banyak saat ini mengakui model pembelajarannya sangat bermutu.
Tapi yang kita lihat dilapangan ? Banyak pelaku kejahatan dengan
pelaku yang sangat berpendidikan bahkan mereka-mereka yang duduk di
bangku pemerintahan yang diakui banyak masyarakat sebagai figur yang
kompeten justru banyak melakukan tindak kejahatan korupsi. Bagian 2 - [kanginan]