Wajah Pendidikan Indonesia [bagian 2]

[ndamar] - Saya menarik kesimpulan bahwa ada yang kurang dalam proses sebuah pendidikan ini. Apa ? Sebuah moral. Mengapa sebuah moral perlahan kabur disetiap pendidikan ? Apa tidak ada mata pelajaran moral ? Saya yakin masih ada mata pelajaran kewarganegaraan, tapi apakah cukup ? Tidak!. Sebuah landasan agama yang saat ini terkikis oleh mata pelajaran yang lain dengan alasan mata pelajaran agama tidak begitu dibutuhkan dalam pekerjaan. Memang iya tapi agama sangat dibutuhkan dan diperlukan dalam kehidupan.
Perna saya tanya Kepala Sekolah “ pak mengapa disini tidak ada mata pelajaran agama ?”, “kalau bapak ingin pelajaran agama, taruh saja anaknya di pesantren”, jawabnya. Sungguh ironis buat saya dengan jawaban ini. Agama mengajarkan dasar-dasar nilai sebuah nilai kebaikan, kejujuran, keteladanan, moral, etika dan kemanusiaan yang semua itu adalah sifat dasar yang dimiliki setiap manusia. Agama menjadi 'pemantik' serta penguat dalam membangun nilai dasar kemanusiaan tersebut.
Kembali pada sebuah narasi pabrik/perusahaan. Sebuah SDM yang hanya menggunakan IQ dengan kemampuan belajar tanpa adanya EQ, bagaimana sebauh emosional dapat dikendalikan ? Pencabulan adalah dorongan emosional, pembunuhan adalah dorongan emosional. Apakah mereka tidak dapat mengendalikan emosional mereka ? Bukankah mereka adalah orang yang berpendidikan ?
EQ memberikan kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi serta kemampuan untuk memimpin diri dan lingkungannya.
Bagaimana untuk dapat menyeimbangkan sebuah IQ dan EQ ? Jawabannya adalah dengan ESQ. ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). Nilai spiritual didapat dari sebuah agama, dengan iman manusia lebih bernilai secara horizontal didukung dengan taqwa yang mempunyai nilai secara vertikal.
Agama memberikan sebuah pembelajaran akan sebuah nilai mendasar pada dasar kemanusiaan juga nilai dasar ketuhanan. Dari sini akan didapat sebauh hasil/output manusia yang tidak hanya cerdas, pintar dan berpendidikan melainkan SDM yang bernilai luhur, berbudi, bermoral, berkemanusiaan serta mempunyai nilai spiritual yang menjadi arah dalam kehidupan horizontal dengan nilai iman secara vertikal. Bagian 3 - [kanginan]

Sering dibaca