Perempuan Cokelat


bercak hitam samar di atas bibir
pada tengah philtral tepatnya
sedikit samar tak terlihat
memang tak begitu terang
pelan kutatap bercak itu
sesekali menatap bola matamu,
pandangku
malam itu seperti yang biasa,
pada papan ketik kuhabisi malam
seperti ini saat pula
kuhabisi subuh tanpa ampun
jariku menjejak huruf-huruf
emosi terlampiaskan,
senyumku
seolah tak beri ampun,jariku
kalender itu menatapku sinis
dengan tatapan dingin
melihat pria lusuh tersenyum gila
"aku sedang melihat perempuanku!!"

perempuanku,
ku antarkan coklat hangat tak bermanis
karena ku tahu kamu lebih manis
bahkan liurku pun merasakan,
sampai di kepala ubun-ubunku
sambil kuceritakan sebuh cerita
yang semakin tua,
sesekali aku mencuri rautmu
bersama senyummu yang
semakin memperosokkanku dalam cinta
senyum manis seperti embun kental
di atas daun-daun pagi

perempuanku,
betapa merindunya aku
melihat paras indahmu
malam itu
bagiku,
cukuplah pandang parasmu
jadi bekal menjalani hidup
jika pondasi selesai kutata
ku jemput kau
dengan membawa nama Tuhanku
mengajakmu mendirikan gubuk
tempat menua kita nanti

No comments:

Post a Comment

Sering dibaca