Beberapa waktu lalu saya mengunjungi
sebuah sekolah tingkat dasar (TK). Sebenarnya hanya kebetulan saja
karena saudara saya seorang pengajar di sekolah itu. Ini membuat saya
serasa kembali pada zaman kecil saat saya sekolah TK.
Disana diajarkan sebuah nilai dasar
kebaikan, "kalau membuang sampah harus pada tempat..... nya",
ingatku. Juga di sekolah itu, tak jauh berbeda dengan nilai dasar
kebaikan yang di ajarkan. Tak hanya sekedar dalam kalimat,
murid-murid yang polos itu juga diberikan contoh untuk membuang
sampah di tempat sampah yang disediakan.
Dalam keseharian di sekolah jika ada
murid yang membuang sampah sembarangan guru selalu mengingatkan untuk
membuang sampah pada tempatnya. Ini tak jauh berbeda dengan masa
kecilku.
Bagaimana dengan kalian , kita, kalian
yang mengalami masa kecil seperti itu dan hidup di masa kini ?.
Apakah masih tersisah nilai dasar kebaikan masa kecil saat ini?.
Ini adalah pertanyaan yang cukup risau
dipikiranku. Saya sering naik gunung, traveling dalam kota juga luar
kota. Sampah seperti sebuah 'hiasan' disetiap perjalan saya, sampah
seperti sebuah pemandangan yang biasa disetiap kota.
Saat ini tak hanya kota-kota besar yang
menyediakan tempat sampah tapi kota yang sedang berkembang juga tak
ingin kalah untuk menjadikan kotanya bersih dan asri. Tapi kenyataan
yang ada? silahkan anda amati sendiri.
Tempat sampah sudah disediakan tapi
mengapa masih saja ada sampah berserakan bahkan didekat tempat.
Apa
yang sebenarnya menjadi masalah ?. Saya tak mendapat jawaban pasti
dari pertanyaan itu sendiri, namun setelah saya amati disetiap tempat
saya mendapat kesimpulan.
Penyebabnya adalah sebuah kebiasaan
yang secara tidak langsung diwariskan turun temurun. Kenyataannya
hampir disetiap tempat umum ada orang dewasa dan anak-anak. Anak-anak
sudah dididik dalam sekolah untuk membuang sampah pada tempatnya,
sedang banyak dari (kita) orang yang sudah dewasa, yang sudah
mengerti mana yang baik dan mana yang buruk dengan mudahnya membuang
sampah tidak pada tempatnya.
Kebiasaan ini secara tidak langsung
akan ditiru anak-anak yang melihatnya. Dan yang saya tau, anak-anak
lebih mudah belajar dari apa yang dilihat dan didengar. Jika
anak-anak sering melihat orang yang lebih tua membuang sampah
sembarangan dengan mudah anak-anak pun beranggapan “oh, tidak
apa-apa buang sampah disana, disini, sama saja” atau juga bisa “oh,
orang dewasa buang sampah sembarang tidak apa-apa, berarti tidak ada
masalah” atau juga bisa “yang dewasa saja buang sampah
sembarangan”.
Anak-anak adalah pribadi yang masih
labil, perlu diberikan sebuah pondasi kebaikan untuk bekal dewasa
nanti. Anak-anak cenderung meniru dari yang dilihat.
Kesimpulannya adalah jika anak-anak
sering melihat orang dewasa membuang sampah sembarangan, besar
kemungkinan hal tersebut akan mudah ditiru dikemudian hari ataupun
nanti saat dewasa. Anak-anak ini juga yang akan menjadi contoh (saat
dewasa) untuk anak-anak generasi berikutnya.
Apakah kita sudah memberikan contoh
yang baik untuk anak-anak di sekitar kita ????
No comments:
Post a Comment