[ndamar] - Terlepas dari sebuah pemikiran yang 'liberal' untuk sebuah kemajuan IQ, Indonesia adalah sebuah bangsa yang beragama. Ini sudah tertulis pada Pancasila sile pertama, yakni "Ketuhanan Yang Maha Esa". Dari sini sudah jelas bahwa kita adalah warga negara yang beragama. Secara logika sudah kita ketahui bersama bahwa sebuah agama mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan 'horizontal' juga kehidupan 'vertikal'.
Agama mengajarkan, menganjurkan serta membimbing umatnya untuk taat beribadah. Esensi beribadah secara horizontal adalah sebuah tindakan berbuat baik sesama makhluk ciptaan Tuhan. Saling senyum adalah sebuah ibadah yang tersirat secara vertikal. Sedang esensi beribadah secara vertikal adalah sebuah penghambaan dengan penyembahan kepada pencipta sesuai dengan ketentuan dalam agama.
Pada Pancasila sila kedua berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Kita semua pasti sudah mengerti dengan kalimat ini. Manusia adalah sebaik-baik makhluk yang ada di bumi, dan sebaik-baik makhluk adalah yang beradab (mempunyai adab). Secara tidak langsung negara menuntut juga memaksa kita untuk berbuat adil dan beradab, pertanyaannya adalah apakah kita sudah menjadi warga negara yang baik dengan menghormati (melaksakan) sila kedua dari Pancasila ini ?. Begitu juga dengan agama yang mengajarkan nilai sebuah kebaikan agar kita menjadi makhluk yang lebih bernilai, yakni manusia beradab.
Kembali pada topik pendidikan indonesia dengan perumpamaan perusahaan di bagian 1 bahwa "untuk mendapatkan sebuah hasil yang baik maka harus baik pula bahan/inputan tersebut". Untuk menghasilkan SDM yang baik maka harus baik pula bahan/inputan untuk menjadikannya baik. Sudah kita ketahui bersama bahwa hakikat sebuah pendidikan menjadikan manusia menjadi manusia yang terdidik. Perilaku adalah sebuah barometer yang dapat digunakan untuk melihat apakah manusia itu terdidik atau tidak.
Dengan melanjutkan pada bagian 3 ini ndamar menyimpulkan bahwa Indonesia (kita) telah kehilangan pondasi dasar sebuah pendidikan, yakni pendidikan agama yang mengajarkan nilai-nilai dasar sebuah budi luhur secara horizontal dan vertikal. Jika pondasi dasar dari pendidikan ini tak lagi dikenali nantinya Indonesia juga akan kehilangan berbagai macam budaya yang dimilikinya, mengingat budaya Indonesia adalah budaya yang juga mempunyai dasar sebuah budi luhur. Hal ini pun sudah nampak disekitar kita bagaimana kita tidak bisa membedakan modernisasi dan westernisasi.
Maju terus pendidikan Indonesia - [kangingan]