Filsafah Enak dan Nikmat


"Enak tidak selalu nikmat, tapi nikmat selalu enak"

[ndamar] - Sebuah kalimat yang terucap sebelum makan di gang sempit itu. Gejolak perut yang menggelora akan hadirnya sebuah hidangan terusik dengan kepentingan seorang teman yang tidak pada tempatnya. Masalah yang sebenarnya cukup sederhana namun hanya karena tidak pada tempatnya dan keegoisan yang membuat hasrat perut membabi buta kandas diujung kalimat. Temanku menitipkan barang dirumahku dan sudah dua minggu sebelum ini sudah ku ingatkan untuk segera diambil. Dengan berbagai alasan dia tidak bisa untuk mengambilnya meskipun itu kurang masuk akal buatku, tak apalah. Dengan seenaknya sendiri menghubungiku saat itu juga untuk mengambil barangny sedang aku masih dalam urusan lain. Lantas keluargaku pun turut disibukkan dengan urusannya, tak beretika buatku. Tapi sudahlah, itu cerita lalu.
Aku tak bermaksud mengingat itu lagi, hanya teringat filsafahku tentang hidangan yang enak dan nikmat yang kembali terusik oleh perut yang bergemuruh. "Enak tidak selalu nikmat, tapi nikmat selalu enak". Bayangkan kau menikmati sebuah hidangan lezat di lingkungan yang menjijikkan, apa hidangan itu terasa nikmat?. Lantas bayangkan kau mendapati seteguk air di tengah hutan sedang kau tersesat selama tiga hari, apa itu enak?. 
Enak adalah sebuah rasa yang berakhir sampai di tenggorokan. Banyak orang rakus hanya karena mengejar rasa enak yang hilang di tenggorokan. Bagaimana rasanya donat? bagaimana rasanya ayam panggang?. Selesai kau menikmatinya pun akan hilang di tenggorokanmu. Tanpa sebuah kenikmatan hanya sebatas rasa dari ujung bibirmu sampai pada tenggorokanmu yang menjadi lorong kerakusan jika tak kau jaga.
Nikmat adalah sebuah rasa berlumur emosi yang bermuara di jiwa. Seteguk air di gurun pasir itu lebih nikmat dari pada seember air di tepi sungai. Nikmat lebih dari sekedar enak dan sebuah rasa semata melainkan kepuasan jiwa akan sebuah kenikmatan itu sendiri. Pelukis pun akan merasa nikmat tatkala tubuhnya berlumur cat lukis daripada berlumur madu ataupun susu. Nikmat adalah sebuah esensi serta hakikat tanpa batas yang bisa kau dapatkan dimanapun dan kapanpun.
Kenikmatan itu milik kalian, maka nikmatilah kenikmatan itu. [kangingan]

No comments:

Post a Comment

Sering dibaca