Annisa

- Annisa -

Aku pelacur, melacurkan rindu pada larik, tercekik
Rindu ialah embun pagi kehilangan mentari
Masing-masing semangat mengembik bersama, sepertinya pagi lupa
cerita sepi semalan
Parasmu semakin pudar, menjauh bersama kabut, 
sedang mataku menyeruak luas, seperti embun meninggalkan talas
Cinta tak berlarik; cinta adalah hasrat yang mengembik
Cinta bukan kata, buta; cinta adalah kecupan tersisah
Cinta bukan puisi, tuli; cinta adalah dekapan jemari

Tak peduli masa, rindupun berjatuhan 
mendekap lampion kota dimana pijar berjelaga selalu
Mengapa kau usik mimpi,
kamu adalah rankaian mimpi yang bergemuruh
Dalam sepi,sunyi mengernyit,  berpadu,
kamu adalah secangkir kopi yang membunuh rindu
Dalam sepi,deret larik adalah pelipur,
kamu adalah secangkir kopi yang meluluhkan bibir
Senja mendengkur pelan, tertinggal dalam tetesan hujan
rindu masih berembun di tiap aspal,
dimakan jalan

Siang membakar garam, keringat merayap bercucuran,
juga temu, melebur rindu pada masa
Sudah seminggu kutitipkan rindu pada jibril,
mengapa culumbus tak jua membekas kecupmu, 
aku masih di meja tua

Tak lagi ku jamah larik biner, dimana kulacurkan logika,
bait nafas begitu jenuh di laci auramu
kasih kebiri rindu, 
saat wajah tanggalkan senyum di sudut jantung tak berdetak

Sering dibaca